Selasa, 26 Mei 2015

Laporan kasus kebidanan tentang nifas


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Masa nifas (puerperineum) adalah masa dimulainya setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa ini berlangsung selama 6-8 minggu. (Saifuddin,2006)
Asuhan masa nifas diperlukan dalam periode ini karena merupakan masa kritis baik ibu maupun bayinya. Diperkirakan 60% kematian ibu akibat kehamilan terjadi setelah persalinan dan 50% kematian masa nifas terjadi 24 jam pertama. (Sarwono, 2002:22-123).
Berdasarkan Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2008 AKI di Indonesia cukup tinggi yaitu sebesar 248 per 100.000 kelahiran hidup. Angka tersebut masih tertinggi di Asia. Sementara target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) sebesar 226 per 100.000 kelahiran hidup. Penyebab terbesar kematian ibu terjadi pada masa nifas yaitu perdarahan 28%, eklampsi 24%, infeksi 11%, dan lain-lain sebesar 11% (depkes RI,2008)
Kondisi AKI di Indonesia saat ini adalah 359/100.000 kelahiran hidup. Sesuai hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia termasuk salah satu yang tertinggi di dunia.
Target pencapaian Millennium Development Goals (MDGs) Tahun 2015  dalam menurunkan Angka Kematian  Ibu  (AKI) menjadi prioritas utama dalam pembangunan kesehatan. Dari target MDGs 102 per 100.000 kelahiran hidup (KH), pada tahun 2007 AKI telah mengalami penurunan 228 per 100.000 menjadi 118 per 100.000 KH.
Menurut, Wheeler, 2003. Morbiditas pada minggu pertama postpartum biasanya disebabkan karena endometritis, mastitis, infeksi pada episiotomi atau laserasi, infeksi traktus urinerius dan penyakit lainnya
Pemeriksaan pada masa nifas tidak banyak mendapat perhatian ibu, karena sudah dirasa baik dan selanjutnya semua berjalan lancar. Pemeriksaan kala nifas sebenarnya sangat penting dilakukan untuk mendapatkan penjelasan yang berharga dari dokter/bidan yang menolong persalinan itu. Diantara masalah penting tersebut adalah melakukan evaluasi secara menyeluruh tentang alat kelamin dan mulut rahim yang mungkin masih luka akibat proses persalinan.
Mengingat masa nifas adalah masa transisi dimana ibu mengalami perubahan-perubahan sehingga diperlukan dukungan baik dari petugas maupun keluarga segera setelah kelahiran, pengalaman dramatis wanita berhubungan dengan perubahan anatomi dan psikologi sebagai transisi ke keadaan sebelum hamil. Secara psikologis wanita mengalami proses menuju tercapainya menjadi seorang ibu yang dipengaruhi oleh kepercayaan individu dan kebudayaan. Pelayanann kesehatan professional yang baik mendukung wanta melewati masa ini dengan mngembalikan kemampuan wanita untuk merawat bayinya. Pengaruh kebudayaan yang baik sangat penting untuk wanita dan keluarganya, dapat meningkatkan konseling dan penilaian fisik dan psikologis.

B.     Tujuan Penulisan
1.      Tujuan Umum
Mahasiswa mampu melakukan Asuhan kebidanan pada ibu nifas Ny“M” P2 A0 6 jam postpartum di BPM Alfia,S.ST kota Pangkalpinang tahun 2014 dengan metode 7 langkah varney dan pendokumentasian menggunakan metode SOAP.
2.      Tujuan khusus
a.       Mampu melakukan pengkajian data subyektif Asuhan kebidanan pada ibu nifas Ny“M” P2 A0 6 jam postpartum di BPM Alfia,S.ST Kota Pangkalpinang tahun 2014.
b.      Mampu melakukan pengkajian data obyektif Asuhan kebidanan pada ibu nifas Ny“M” P2 A0 6 jam postpartum di BPM Alfia,S.ST kota Pangkalpinang tahun 2014.
c.       Mampu melakukan analisa data Asuhan kebidanan pada ibu nifas Ny“M” P2 A0 6 jam postpartum di BPM Alfia,S.ST kota Pangkalpinang tahun 2014.
d.      Mampu melakukan perencanaan Asuhan kebidanan pada ibu nifas Ny“M” P2 A0 6 jam postpartum di BPM Alfia,S.ST kota Pangkalpinang tahun 2014.

C.     Manfaat Penulisan
1.      Bagi Mahasiswa
Mahasiswa dapat mengerti bagaimana penatalaksanaan pada ibu nifas dan mengerti tindakan yang harus dilakukan.
2.      Bagi Lahan Praktik
Dapat menjadi bahan masukan bagi lahan praktik dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan dan pelaksanaan asuhan kebidanan pada ibu nifas fisiologis.
3.      Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai sumber referensi, sumber bahan bacaan dan pengajaran terutama yang berkaitan dengan asuhan kebidanan pada ibu nifas fisiologis.




BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.    Definisi
1.      Masa nifas (puerperineum) adalah masa yang dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandung kembali sebelum hamil. Masa nifas berlangsung selama kira-jira 2-6 minggu. (Sarwono,2002:122)
2.      Masa nifas adalah masa pulihnya kembali ke keadaan sebelum hamil dan masa nifas berlangsung selama kira-kira 2-6 minggu. (Maternal dan neonatal, 2002)
3.      Masa nifas adalah masa pulihnya kembali mulai dari persalinan, sampai alat-alat kandungan kembali seperti sebelum hamil, lamanya 6-8 minggu. (Mochtar, 1990)
4.      Masa nifas (puerperineum) adalah masa dimulainya setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa ini berlangsung selama 6-8 minggu. (Saifuddin,2006)
5.      Masa nifas adalah masa dimulainya dari lahirnya plasenta sampai mencakup 6 minggu berikutnya.( Pusdiknakes, 2001)

B.     Tujuan Asuhan Masa Nifas
1.      Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologik.
2.      Melaksanakan skrining yang komperensif mendeteksi masalah, mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayinya.
3.      Memberikan pendidikan kesehatan perawatan kesehatan diri, nutrisi, keluarga benrencana menyusui, pemberian imunisasi kepada bayinya dan perawatan bayi sehat.
4.      Memberikan pelayanan keluarga berencana.

C.     Periode masa nifas
Dibagi menjadi 3 macam yaitu :
1.      Puerperium Dini
Yaitu dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan. Dalam agama islam, dianggap telah bersih dan boleh bekerja setelah 40 hari.
2.      Puerperium Inter Medial
Yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia yang lamanya 6-8 minggu.
3.      Remote Puerperium
Adalah waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai komplikasi waktu untuk sehat sempurna bisa berminggu-minggu, bulanan ataupun tahunan.
( Mochtar,1998:155)

D.    Perubahan-perubahan pada masa nifas
1.      Involusi corpus uteri
Segera setelah plasenta lahir, fundus korpus uteri berkontraksi letaknya kira-kira ½ pusat dan symfisis atau sedikit lebih tinggi. Umumnya organ ini mencapaiukuran tidak hamil seperti semula dalam waktu ukuran sekitar 6-8 minggu. Proses involusi uterus meliputi 3 aktivitas yaitu :
a.       Kontraksi Uterus
b.      Autolysis sel-sel myometrium
c.       Regenerasi epithelium
Tabel tinggi fundus uteri dan berat uterus menurut masa involusio
Involusi
Tinggi Fundus Uteri
Berat uterus
Bayi Lahir
Setinggi pusat
1000 gram
Uri lahir
2 jari dibawh pusat
750 gram
1 minggu
Pertengahan pusat dan symfisis
500 gram
2 minggu
Tidak teraba di atas symfisis
350 gram
6 minggu
Bertambah kecil
50 gram
8 minggu
Sebesar normal.
30 gram

2.      Bekas Implantasi Uri
Tempat plasenta mengecil karena kontraksi dan menonjol ke kavum uteri dengan diameter 7,5 cm. Sesudah 2 minggu menjadi 3,5cm. Pada minggu keenam 2,4cm dan akhirrnya pulih.

3.      Lochea
Adalah cairan secret yang berasal dari kavum uteri dan vagina dalam masa nifas. Ada beberpa macam lochea antara lain :
a.       Lochea rubra (cruenta)
Berwarna merah segar, berisi darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban, sel-sel desidua, vernik caseosa, lanugo dan mekonium, selama 2 hari pasca persalinan.
b.      Lochea Sanguinolenta
Berwarna merah kuning berisi darah dan lender. Terjadi pada hari ke 3-7 pasca persalinan.


c.       Lochea Serosa
Berwarna kuning, cairan tidak berdarah lagi, terjadi pada hari ke 7-14 paca persalinan.
d.      Lochea Alba
Berupa cairan yang berwarna putih, berisi leukosit dan mukosa servik terjadi setelah 2 minggu pasca persalinan.
e.       Lochea Purulenta
Terjadi dikarenakan adanya infeksi, keluar cairan seperti nanah dan berbau busuk.
f.       Lochiostatis
Yaitu lochea yang keluarnya tidak lancer.

4.      Perubahan serviks dan segmen bawah rahim
Segera setelah plasenta, serviks dan segmen bawah rahim menjadi struktur yang tipis, kolaps dan kendur. Mulut serviks mengecil perlahan-lahan sebelum beberapa hari mulut serviks mudah dimasuki oleh 2 jari, tetapi pada akhir minggu pertama telah menjadi sedemikian sempitnya sehingga jari sulit untuk masuk. Sewaktu serviks menyempit, serviks menebaldan salurannya terbentuk kembali, tetapi masih ada tanda-tanda serviks parut.
Setelah kelahiran, miometrium segmen bawah rahim yang sangat menipis beretreksi tetapi tidak sekuat pada korpus uteri. Dalam perjalanan bebrapa minggu segmen bawah rahim diubah menjadi struktur yang jelas dan cukup besar untuk memuat kebanyakan kepala janin cukup bulan menjadi isthmus yang hampir tidak dapat dilihat.


5.      Perubahan vagina dan pintu keluar vagina
Pada perlukaan jalan lahir akan sembuh dalam 6-7 hari, bila tidak disertai infeksi dan faktor gizi juga sangat berpengaruh dalam penyembuhan luka jalan lahir tersebut, karena dengan gizi yang cukup akan mempercepat pertumbuhan sel-sel tubuh yang rusak.
Vagina dan pintu keluar vagina pada bagian pertama masa nifas membentuk lorongan berdinding lunak dan luas yang berukuran secara perlahan-lahan mengecil tetapi jarang kembali ke ukuran semula. Rugae terlihat kembali pada minggu ke 3 dan terdapat carunculae mirtiformis yang khas pada wanita yang pernah melahirkan.
6.      Rasa Sakit
Yang disebut juga “after pains” (meriang atau mules-mules) disebabkan oleh kontraksi rahim, biasanya berlangsung 2-4 hari pasca persalinan. Perlu diberikan pengertian pada ibu, mengenai hal ini dan terlalu menggangu dapat diberikan obat-obatan anti sakit dan anti mules.
7.      Ligament-ligament
Ligament fasia dan diafragma pelvis yang meregang pada waktu persalinan. Setelah bayi lahir, secara berangsur-angsur menjadi ciut dan pulih kembali sehingga tidak jarang uterus jatuh ke belakang dan menjadi retrofleksi, karena ligamentum rotundum menjadi kendor.
      Setelah melahirkan kebiasaan wanita Indonesia melakukan “berkusuk” atau “berurut” dimana sewaktu diurut, banyak wanita akan mengeluh kandungannya turun atau terbalik.Untuk memulihkan kembali sebaiknya dengan latihan-latihan dan senam pasca persalinan/senam nifas. Biasanya striae yang terjadi pada saat akan kehamilan akan berkurang.
8.      Perubahan Saluran kencing
Peregangan dan dilatasi selama kehamilan yang menyebabkan perubahan permanen di pelvis renalis dan ureter, kecuali ada infeksi kembali normal pada waktu 2-8 minggu, bergantung pada :
a.        Keadaan atau status sebelum persalinan
b.      Lamanya partus kala II
c.       Besarnya kepala yang menekan pada saat persalinan
d.      Sistem Kardio Vaskuler
9.      Sistem Kardiovaskuler
Penurunan volume darah diasumsikan dengan kehilangan darah. Pada saat persalinan volume plasma menurun 1000 ml karena kehilangan darah dan diuresis. Setelah 3 hari volume darah meningkat 1200 ml sebagai akibar cairan ekstra seluler ke intra seluler. Total volume darah menurun 16% setelah persalinan. Perkiraan kehilangan darah dapat dibandingkan setelah persalinan. Kehilangan darah 500 ml akan menyebabkan pengurangan Hb 1%, nadi dan cardiac output meningkat selama 1-2 jam post partum. Segera setelah melahirkan, cardiac output meningkat 50-60 % dan menurun setelah 10 menit.
10.  Payudara
Pada semua wanita setelah melahirkan, laktasi dimulai secara alami dan normal. Proses menyusui mempunyai 2 mekanisme fisiologis, yang meliputi: produksi susu dan sekresi susu atau let down.
Fisiologi dari produksi ASI masih belum sepenuhnya dimengerti. Dipikirkan bahwa konsentrasi estrogen dan progesteron yang tinggi sebelum kehamilan menghambat produksi prolaktin, yang dibutuhkan untuk laktasi. Hal ini menjelaskan mengapa seorang wanita tidak memproduksi ASI sepanjang kehamilannya.
Pada saat placenta lahir, terjadi perubahan drastis yang mendadak pada kadar estrogen dan progesteron. Keadaan ini membuat kelenjar hipofise anterior memproduksi prolaktin. Produksi ASI juga dipengaruhi oleh hisapan bayi yang dapat menyebabkan kenaikan atau kelanjutan dari pelepasan prolaktin dari hipofise anterior.
Seorang bayi akan menekan sinus laktiferus sewaktu menghisap ASI. Hisapan ini akan mendorong air susu melalui ductus laktiferus menuju tempat akhir, yaitu mulut bayi. Aliran susu dan sinus laktiferus disebut let down dan dalam hal ini dapat dirasakan oleh ibu
E.       Gambaran Klinis Masa Puerperium
Segera setelah persalinan dapat terjadi peningkatan suhu badan, tetapi tidak boleh lebih dari 38oC. Bila terjadi peningkatan melebihi 38oC berturut-turut selama 2 hari kemungkinan terjadi infeksi. Uterus yang telah menyelesaikan tugasnya akan menjadi keras karena kontraksinya, sehingga terdapat penutupan darah. Kontraksi uterus yang diikuti his pengiring menimbulkan rasa nyeri yang disebut dengan nyeri ikutan terutama pada multipara (Manuaba, 1998 : 192).
F.      Program dan Kebijakan Tekhnis
Paling sedikit 4 kali kunjungan masa nifas dilakukan untuk menilai keadaan ibu dan BBL dan untuk mencegah, mendeteksi dan menangani masalah-masalah yang terjadi.

Tabel Frekuensi Kunjungan Masa Nifas (Anonim, 2002 : N23)
Kunjungan
Waktu
Tujuan

6-8 jam setelah persalinan
a.       Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri
b.      Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan, rujuk jika perdarahan berlanjut.
c.       Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota keluarga bagaimana mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri.
d.      Pemberian ASI awal
e.       Melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru lahir.
f.       Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hipotermia
-     Jika petugas kesehatan menolong persalinan, ia harus tinggal dengan ibu dan bayi baru lahir untuk 2 jam pertama setelah kelahiran, atau sampai ibu dan bayi dalam keadaan stabil

6 hari setelah persalinan
a.       Memastikan involusi uterus berjalan normal: uterus berkontraksi, fundus dibawah umbilikus, tidak ada perdarahan abnormal, tidak ada bau
b.      Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi atau perdarahan abnormal
c.       Memastikan ibu mendapatkan cukup makanan, cairan dan istirahat
d.      Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tak memperlihatkan tanda-tanda penyulit
e.       Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada tali pusat, menjaga bayi tetap hangat dan merawat bayi sehari-hari

2 minggu setelah persalinan
Sama seperti di atas (6 hari setelah persalinan)

6 minggu setelah persalinan
a.       Menanyakan pada ibu tentang penyulit-penyulit yang ia atau bayi alami
b.      Memberikan konseling untuk KB secara dini

G.    Diagnosis
1)      Apakah masa nifas berlangsung normal/tidak seperti involusio uterus, pengeluaran lochea, pengeluaran ASI dan perubahan sistem tubuh, termasuk keadaan psikologis normal.
2)         Adakah keadaan gawat darurat pada ibu seperti perdarahan, kejang dan panas.
3)         Adakah penyulit/masalah dengan ibu yang memerlukan rujukan/ perawatan seperti perawatan payudara  (Sarwono, 2002 : 125)
H.    Perubahan Pengeluaran Lochea
Perubahan pengeluaran lochea menunjukkan keadaan abnormal yaitu :
a.       Perdarahan berkepanjangan
b.      Pengeluaran lochea tertahan/lochea statiska
c.       Lochea purulenta berbentuk nanah
d.      Rasa nyeri yang berlebihan
e.       Dengan memperhatikan bentuk perubahan dapat diduga
f.       Terdapat sisa placenta yang merupakan sumber perdarahan
g.      Terjadi infeksi intra uterine (Manuaba, 1998 : 193)

I.       Pemeriksaan Dini Pasca Partum
1.      Tinjauan ulang pencatatan
a.       Catat perjalanan antepartum dan intra partum
b.      Jumlah jam/hari post partum
c.       Instruksi terdahulu dan catatan perkembangan
d.      Catatan CHPB
e.       Laporan laboratorium dan studi tambahan lain
f.       Catatan pengobatan
g.      Catatan perawatan

2.      Riwayat
a.       Ambulasi
b.      Berkemih
c.       Defekasi
d.      Nafsu makan
e.       Ketidaknyamanan/nyeri
f.       Kekhawtiran
g.      Menyusui
h.      Respon terhadap bayi
i.        Respon terhadap persalinan dan kelahiran

3.      Pemeriksaan Fisik Post Natal Meliputi Antara Lain :
a.       Pemeriksaan umum : tensi, nadi, suhu, keluhan, dan lain-lain
b.      Keadaan umum : pucat atau anemis
c.       Kerongkongan jika diindikasikan
d.      Payudara dan puting susu : ASI sudah keluar apa belum
e.       Nyeri tekan CVA
f.       Dinding perut, perineum, kandung kemih, rectum
g.      Sekret yang keluar : lochea warna, jumlah dan bau
h.      Perineum: odema, inflamasi, haematoma, pus, luka yang terpisah/ luka memar, jahitan, haemorrhoid
i.        Ekstremitas : varices, nyeri tekan, panas pada betis, oedema, tanda homan refleks. (Buku Saku Bidan, 2002 : 266)


J.       Deteksi Dini Komplikasi Nifas
1.      Perdarahan Pervaginam
Adalah perdarahan yang lebih atau sama dengan 500 cc per ml pasca salin dalam 24 jam setelah anak dan placenta lahir.
2.      Menurut Waktu Terjadinya Perdarahan Ada 2 Bagian
a.       Perdarahan pasca persalin primer (Early post partum haemorraghic)
Terjadi dalam 24 jam setelah anak lahir
b.      Perdarahan pasca persalinan sekunder (Late post partum haemorragic)
Terjadi setelah 24 jam pertama post partum, biasanya antara hari ke lima sampai lima belas hari post partum

K.    Perawatan Masa Puerperium
1.      Keuntungan Mobilisasi Dini
a.       Melancarkan pengeluaran lochea, mengurangi infeksi puerperium
b.      Memperlancar involusi alat kandungan
c.       Melancarkan fungsi alat gastro intestinal dan alat perkemihan
d.      Meningkatkan kelancaran peredaran darah, sehingga mempercepat fungsi ASI dan pengeluaran sisa metabolisme. (Manuaba, 1998 : 193)

2.      Perawatan Puerperium Dilakukan Dalam Pengawasan Sebagai Berikut
a.       Rawat gabung
b.      Pemeriksaan umum
·         Kesadaran penderita
·         Keluhan yang terjadi setelah persalinan

c.       Pemeriksaan khusus
·         Fisik : tanda-tanda vital
·         Tinggi fundus uteri, kontraksi uterus
·         Payudara : pengeluaran ASI, puting susu
·         Lochea : lochea rubra, lochea sanguinolenta
·         Jahitan episiotomi : apakah baik atau terbuka, apakah ada tanda-tanda infeksi

d.      Pemulangan parturien dan pengawasan ikutan
Parturien dapat dipulangkan setelah 2-3 hari dirawat, apabila persalinan berjalan lancar dan spontan dan dapat dipulangkan setelah keadaan baik dan tidak ada keluhan.

3.      Penatalaksanaan Perawatan Puerperium Dini
a.        Ambulasi/tirah baring
b.      Diet/nutrisi
c.       Perawatan puerperium
d.      Berkemih/pemakai cateter
e.       Obat anti nyeri
f.       Obat tidur
g.      Laksatif
h.      Methergin 0,2 mg PO, setiap 4 jam x 6 dosis kemudian 3 x 1 selama 3 hari jika diindikasikan
i.        Hentikan pemberian IVJP
j.        Berikan suplemen vitamin/besi/keduanya jika diindikasikan
k.      Kurangi tindakan yang menyebabkan ketidaknyamanan klien
l.        Lakukan perawatan payudara
m.    Skrining lab untuk komplikasi jika diindikasikan
n.      Rencana pemakaian kontrasepsi
o.      Berikan globulin imun RH jika diindikasikan
p.      Berikan vaksin Rubela 0,5 ml sub cutan jika diindikasikan (Buku Saku Bidan, 2002 : 207)

4.      Pengawasan Akhir Kala Nifas (Post Partum)
a.       Melakukan pemeriksaan pap smear untuk mencari kemungkinan kelainan sitologi sel serviks atau sel endometrium
b.      Menilai seberapa jauh involusi uterus
c.       Melakukan pemeriksaan inspekulo, sehingga dapat menilai perlukaan post partum
d.      Mempersiapkan untuk mempergunakan metode KB(Manuaba, 1998 : 195)

L.     Nasehat Untuk Ibu Post Natal
a.       Fisiotherapi post natal sangat baik bila diberikan
b.      Sebaiknya bayi disusui sesering mungkin
c.       Kerjakan gymnastik sehabis bersalin
d.      Untuk kesehatan ibu dan bayi serta keluarga sebaiknya melakukan KB untuk mengatur jarak kehamilan
e.       Bawalah bayi anda untuk memperoleh imunisasi.(Sinopsis Obstetri Fisiologi, 118)

M.   Perubahan-Perubahan Psikososial Pada Masa Nifas
1.      Periode post partum menyebabkan stres emosional terhadap ibu yang baru melahirkan.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi antara lain :
a.       Respon dan dukungan dari keluarga dan teman
b.      Hubungan dari pengalaman melahirkan terhadap harapan dan aspirasi
c.       Pengalaman melahirkan dan membesarkan anak yang lalu
d.      Pengaruh budaya
Periode ini diuraikan Reva Rubin dalam 3 tahap yang disebut dengan “Teori Reva Rubin” dan tahapan tersebut antara lain :
1)      Fase taking in
a.       Terjadi pada 1-2 hari post partum
b.      Merupakan masa ketergantungan
Ciri-ciri :
-          Butuh tidur cukup
-          Nafsu makan meningkat
-          Ingin menceritakan pengalaman partusnya
-          Bersikap menerima saja
-          Pasif menunggu apa yang disarankan dan apa yang diberikan

2)   Fase taking hold
a.       Terjadi pada hari ke 2-4 post partum
b.      Merupakan usaha melepaskan diri
Ciri-ciri :
-    Sudah mengerjakan tugas keibuan
-    Ibu konsentrasi pada pengontrolan fungsi tubuhnya (BAB, BAK, dan kekuatan tubuhnya)
-    Ibu berusaha untuk menguasai keterampilan merawat bayi, seperti menggendong, menyusui, mengganti popok dan lain-lain
-    Ibu cenderung terbuka menerima nasehat-nasehat bidan dan kritikan pribadi
3)   Fase letting go
a.       Terjadi lebih dari 4 hari post partum
b.      Dipengaruhi oleh waktu dan perhatian yang diberikan keluarga
c.       Ibu melakukan tugas/tanggung jawab terhadap perawatan bayi
d.      Pada umumnya depresi post partum terjadi pada periode ini
e.       Adaptasi terhadap kebutuhan bayi yaitu berkurangnya hak ibu dan hubungan sosial
2.      Kasih Sayang dan Ikatan Dini (Early attachment and bounding)
Ikatan antara ibu dan ayah yang dihasilkan dari kekuatan mengalami proses persalinan bersama-sama akan memperkuat dan memfasilitasi ikatan keluarga pasca salin, meskipun waktu bayi diletakkan pada perut ibu agar setelah melahirkan/sewaktu ibu telah memeluk bayinya. Rangkaian tindakan untuk menyentuh bayinya, dan berlanjut ketika ia meletakkan kedua telapak tangannya pada tubuh bayi lalu melingkarkan pada tubuh bayi dengan kedua tangan dan berakhir sewaktu ia memeluk seluruh bayi dalam lengannya.
Hubungan antara ibu dan bayi sebenarnya sudah terjalin sejak masa kehamilan, tetapi hubungan ini akan berkembang cepat setelah kelahiran bayinya. Waktu yang sangat tepat untuk lebih memperat hubungan orang tua dengan bayinya adalah pada saat segera setelah lahir. Orang tua dan bayi diletakkan di ruang yang tenang, orang tua didorong untuk segera menggendong bayinya. Ibu sebaiknya segera meneteki agar terjadi kontak yang dekat.
Perilaku lainnya ke arah tercapainya suatu kelekatan dan ikatan saat segera setelah lahir meliputi kontak mata antara ibu dan bayinya yang didapatkan ketika bayi terdapat di gendongan ibunya, ini dapat dengan mudah didapatkan pada saat ibu meneteki.
Ibu dan ayahnya sebaiknya dianjurkan untuk berbicara, tersenyum, memegang dan sesering mungkin menggendong bayinya dengan senang hati dan hendaknya orang tua dilibatkan dalam proses perawatan sehari-hari, misalnya memandikan.
Gangguan psikologis pada ibu post partum yang lain adalah :
1)    Post partum blues
Yaitu kemurungan sehabis melahirkan, timbul hari ke 3-5 post partum merupakan gejala psikologis pada wanita yang terpisah dari keluarga dan bayinya. Dasar fisiologisnya adalah perubahan yang cepat, siklus laktasi yang sedang dimulai.
Tanda-tanda :
-          Perasaan dimulai dengan sedikit kecewa
-          Mudah marah
-          Perawaan sedih/sering menangis tanpa sebab yang sulit dijelaskan
-          Emosi lebih labil karena ketidaknyamanan fisik
2)   Sindroma baby blues dan depresi
a.       Terjadi beberapa minggu setelah post partum
Tanda-tanda :
-          Mudah menangis
-          Gampang tersinggung
-          Merasa letih
-          Susah tidur
-          Perasaan cemas yang tidak mau pergi
b.      Bila symptom terjadi menjadi lebih buruk/tidak hilang akan terjadi depresi post partum + 20 %.
c.       Depresi pasca salin
Tanda-tanda :
-          Hilangnya emosi
-          Hilangnya keinginan untuk bersosialisasi
-          Perasaan gagal
N.    Perawatan Pasca Persalinan/Masa Nifas
1.       Nutrisi
Ibu nifas perlu diet gizi yang baik dan lengkap, bisa disebut juga dengan menu seimbang.
Tujuannya adalah :
a.          Membantu memulihkan kondisi fisik
b.         Meningkatkan daya tahan tubuh terhadap infeksi
c.          Mencegah konstipasi
d.         Memulai proses pemberian ASI eksklusif
Ibu nifas perlu tambahan 500 kalori tiap hari, dan kebutuhan cairan/ minum + 3 liter/hari dan tambahan pil zat besi selama 40 hari post partum, serta kapsul vitamin A 200.000 unit.

2.      Ambulasi
Kenyataannya ibu yang baru melahirkan enggan banyak bergerak, karena merasa letih dan sakit. Pada persalinan normal ambulasi dapat dilakukan 2 jam post partum. Untuk pasien post SC yaitu 24-36 jam post partum.
Tujuan ambulasi :
a.          Melancarkan pengeluaran lochea
b.         Faal usus dan kandung kemih lebih baik
c.          Memungkinkan untuk mengajar ibu memelihara anaknya
d.         Mempercepat involusi dan melancarkan peredaran darah


3.      Eliminasi
Ibu nifas hendaknya dapat berkemih spontan normal terjadi pada 8 jam post partum. Anjurkan ibu berkemih 6-8 jam post partum dan setiap 4 jam setelahnya, karena kandung kemih yang penuh dapat mengganggu kontaksi dan involusi uterus. Bila ibu mengalami sulit berkemih sebaiknya dilakukan toiler training untuk BAB, jika ibu tidak bisa BAB lebih dari 3 hari maka perlu diberi laksan/pencahar. BAB tertunda 2-3 hari post partum dianggap fisiologis.
4.      Istirahat
Ibu perlu istirahat cukup untuk mencegah kelelahan yang berlebihan. Ibu dapat berisitirahat atau tidur siang selagi bayi tidur, pentingnya dukungan dari keluarga/suami.
Bila istirahat kurang akan mempengaruhi ibu :
a.       Mengurangi jumlah ASI yang diproduksi
b.      Memperlambat proses involusio uterus dan memperbanyak perdarahan
c.       Menyebabkan depresi dan ketidakmampuan untuk merawat bayi dan diri sendiri
d.      Kebersihan Diri/Personal Hygiene
Ibu nifas perlu menjaga kebersihan dirinya karena :
a.       Mengurangi/mencegah infeksi
b.      Meningkatkan perasaan nyaman dan kesejahteraan
Bila ibu cukup kuat berjalan, bantu ibu untuk mandi untuk membersihkan tubuh, puting susu dan perineum, mengganti pembalut minimal 2 x atau setiap kali habis kencing.

5.      Sexual/Senggama
Secara fisik aman untuk memulai hubungan suami istri begitu darah merah berhenti dan ibu dapat memasukkan satu atau dua jarinya ke dalam vagina tanpa rasa nyeri. Begitu darah merah berhenti dan ibu tidak merasa nyeri, aman untuk memulai melakukan hubungan sexual kapan saja ibu siap. Banyak budaya yang mempunyai tradisi menunda hubungan sexual sampai masa waktu tertentu, misalnya 40 hari atau enam minggu setelah persalinan, keputusan bergantung pada pasangan yang bersangkutan.

6.      Keluarga Berencana
 Idealnya pasangan harus menunggu sekurang-kurangnya dua tahun sebelum ibu hamil kembali. Setiap pasangan harus menentukan sendiri kapan dan bagaimana mereka ingin merencanakan tentang keluarganya. Namun petugas kesehatan dapat membantu merencanakan keluarganya dengan mengajarkan kepada mereka tentang cara mencegah kehamilan yang tidak diinginkan.
Biasanya wanita tidak akan menghasilkan telur (ovulasi) sebelum ia mendapatkan lagi haidnya selama meneteki (amenorhoe laktasi). Meskipun beberapa metode KB mengandung resiko, penggunaan kontrasepsi tetap lebih aman terutama bila ibu sudah haid lagi. Jika pasangan telah memilih metode KB tertentu, ada baiknya untuk bertemu dengannya lagi dalam 2 minggu untuk mengetahui apakah ada yang ingin ditanyakan oleh ibu atau pasangan dan untuk mengetahui apakah metode tersebut bekerja dengan baik.

7.      Latihan/Senam Nifas
Jelaskan pada ibu pentingnya otot-otot perut dan panggul kembali normal. Ibu akan merasa lebih kuat dan ini menyebabkan otot perutnya menjadi kuat sehingga mengurangi rasa sakit pada punggung.
Jelaskan bahwa latihan tertentu beberapa menit setiap hari sangat membantu seperti :
a.       Dengan tidur terlentang dengan lengan disamping, menatik otot perut selagi menarik napas, tahan napas ke dalam dan angkat dagu ke dada, tahan satu hitungan sampai lima, rileks dan ulangi sebanyak 10 kali.
b.      Untuk memperkuat tonus otot jalan lahir dan dasar panggul (latihan kegel).
c.       Berdiri dengan tungkai dirapatkan, kencangkan otot-otot, pantat dan pinggul dan tahan sampai 5 hitungan, kendurkan dan ulangi latihan sebanyak 5 kali.
Mulai dengan mengerjakan 5 kali latihan untuk setiap gerakan. Setiap minggu naikkan jumlah latihan 5 x lebih banyak. Pada minggu ke-6 setelah persalinan ibu harus mengerjakan setiap gerakan sebanyak 30 kali.

O.    Kapan Menghubungi Bidan/Kontrol Kembali ke Rumah Sakit
Bila masalah-masalah atau tanda-tanda bahaya sebagai berikut :
a.       Perdarahan pervaginam yang luar biasa/ganti pembalut 2 x dalam ½ jam
b.      Pengeluaran vagina yang baunya menusuk
c.       Rasa sakit bagian tubuh abdomen atau punggung
d.      Sakit kepala yang terus menerus, nyeri epigastrik atau masalah penglihatan
e.       Bengkak di wajah atau di tangan (eklamsi post partum)
f.       Demam, muntah, rasa sakit waktu buang air kemih, tidak enak badan
g.      Payudara yang berubah, merah, panas atau terasa sakit
h.      Nafsu makan hilang
i.        Rasa sakit, merah, lunak dan atau pembengkakan di kaki

j.        Merasa sangat sedih atau tidak mampu mengasuh bayinya atau dirinya sendiri
k.      Merasa sangat letih atau nafas terenga


























BAB III
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS NY.M P2A0
6 JAM POST PARTUM DI BPM ALFIA, S.ST
KOTA PANGKALPINANG TAHUN 2014


Tanggal Pengkajian     : 03 Juni 2014
Jam                              : 03.30 WIB

I.                   DATA SUBYEKTIF
A.                Biodata
Nama Ibu        : Ny.M                                     Nama Suami    : Ny.S
Umur               : 25 tahun                                Umur               : 30 tahun
Agama             : Islam                                     Agama             : Islam
Suku/Bangsa   : Melayu                                  Suku/Bangsa   : Melayu
Pendidikan      : SMU                                     Pendidikan      : SMU
Pekerjaan         : IRT                                        Pekerjaan         : Wiraswasta
Alamat                        : Pasir Putih                             Alamat                        : Pasir Putih

B.                 Alasan Datang :
Bidan melakukan kunjungan nifas dan ibu mengatakan badan terasa pegal-pegal dan perut masih terasa mulas.

C.                Riwayat Persalinan
Jenis Persalinan           : Spontan                     Penolong         : Bidan
Tanggal lahir               : 03 Juni 2014              Jam lahir          : 07.00 WIB
Jenis kelamin               : Laki-Laki
BBL                            : 3.900 gram
PBL                             : 48 cm
Keadaan anak             : Baik
Ketuban pecah                        : 06.30 WIB
Kala I                          : Normal                      Lamanya         : 4 Jam 30 Menit
Kala II                         : Normal                      Lamanya         : 30 Menit
Kala III                       : Normal                      Lamanya         : 15 Menit
Plasenta                       : Lengkap                    Berat plasenta : ±500gram
Panjang tali pusat        : ±50 cm
Kala IV                       : Normal                      Lamanya         : 2 Jam
Jumlah perdarahan
-          Kala I        : 0cc
-          Kala II       : ±50cc
-          Kala III     : ±100cc
-          Kala IV     : ±30cc
Penyulit/Komplikasi                : Tidak ada
Tindakan pasca persalinan      : Tidak ada
D.    DATA KEBIDANAN
1.      Riwayat Haid
Menarche    : 14 Tahun
Siklus          : 28-30 hari
Lamanya     : 6-7 hari
Jumlah        : 3x ganti pembalut
Sifat               : Encer
Warna            : Merah
Disminorhea  : Tidak ada
Keluhan         : Tidak ada

2.      Riwayat Perkawinan
Kawin                   : Pertama/sah
Umur saat kawin   : 20 tahun
Lama perkawinan  : 5 tahun
3.      Riwayat kehamilan, persalinan,nifas yang lalu : P2A0
No
Usia kehamilan
Jenis persalinan
Penolong
Penyulit
Tahun persalinan
Nifas/Laktasi
Anak
Jenis kelamin
BB
PB
Ket
1.
40 minggu 1 hari
Spontan
Bidan
Tidak ada
2011
Normal
3000gr
49 cm
Normal
2.
39 minggu 6 hari
Spontan
Bidan
Tidak ada
2014
Normal
3900gr
48 cm
Normal

4.      Riwayat KB
Pernah menjadi akseptor                           : Pernah
Jenis kontrasepsi yang digunakan             : Suntik
E.     DATA KESEHATAN
1.      Riwayat penyakit yang pernah diderita    : Tidak ada
Sebutkan
2.      Riwayat penyakit keluarga/keturunan      : Tidak ada
Sebutkan

F.      DATA KEBIASAAN SEHARI-HARI
1.      Pola Nutrisi                      
Makan                         : 3x sehari, jenis : nasi, lauk pauk, dan sayur
Pantangan makanan    : Sedang
Minum                         : 6-7 gelas/hari
2.      Pola istirahat dan aktifitas
Tidur siang                  : 1-2 Jam/hari
Tidur malam                : 7-8 Jam/hari
Aktifitas                      : Pekerjaan rumah tangga
3.      Eliminasi
BAB
Frekuensi                     : 1 x/hari          Konsistensi      : Lembek
Warna                          : Kuning          Penyulit           : Tidak ada
BAK
Frekuensi                     :  5-6x/hari       Konsistensi      : Cair
Warna                          : Kuning          Penyuit            : Tidak ada
4.      Personal hygiene
Mandi                          : 2x/hari
Gosok gigi                   : 2x/hari
Ganti pakaian dalam   : 3x/hari

G.    DATA PSIKOSOSIAL
Hubungan ibu dan keluarga                            : Baik dan harmonis
Pengambilan keputusan dalam keluarga         : Diambil oleh suami dan istri

II.                DATA OBYEKTIF
A.    Pemeriksaan Fisik
Keadaaan Umum                    : Baik
Kesadaran                               : Compos mentis
Tekanan darah                         : 100/70 mmHg
RR                                           : 22x/menit
Nadi                                        : 74x/menit
Suhu                                        : 36°C
BB                                           : 57 Kg
TB                                           : 155 cm

B.     Pemeriksaan kebidanan
1.      Inpeksi
Kepala                                     : Tidak ada benjolan
Rambut                                   : Bersih dan berwarna hitam
Mata                                        : Simetris
-          Skelra                                : Putih
-          Konjungtiva                      : Merah muda
Hidung                                    : Tidak ada benjolan
Mulut                                      : Simetris dan lidah bersih
-          Caries                                : Tidak ada
-          Stomatitis                          : Tidak ada
Muka                                       : Tidak ada bengkak
Leher                                       : Tidak ada pembesaran kelenjar  tiroid,limfe dan vena jugularis
Payudara                                 : Simetris
-          Bentuk/Ukuran                 : Simetris dan terjadi pembesaran
-          Areola mamae                   : Hiperpigmentasi
-          Putting susu                      : Menonjol
-          Colostrum                         : Sudah keluar
-          ASI                                   : Sudah keluar
Abdomen                                : Tidak ada bekas luka
Genetalia Eksterna                  : Tidak ada kelainan
-          Perdarahan                                    : Normal
-          Jenis lochea                       : Rubra
-          Warna                                : Merah kehitaman
Ekstremitas bawah                 
-          Oedem                              : Tidak ada
-          Varices                              : Tidak ada
2.      Palpasi
-          TFU                                   : 2 Jari dibawah pusat
-          Kontraksi Uterus               : Baik
-          Involusi Uteri                    : Baik
3.      Inspekulo                                : Tidak dilakukan

III.             ASSASMENT
Diagnosa               : Ny.M P2A0 6 Jam postpartum
Masalah                 : Badan terasa pegal dan perut masih terasa mules
Kebutuhan                        : Konseling tentang ketidaknyamanan postpartum

IV.             PLANNING
1.      Beritahu ibu tentang hasil pemeriksaan
-          Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan yaitu kesadaran compos mentis, TD 100/70 mmHg, nadi 74x/menit, RR 22x/menit, suhu 36°C, TFU 2 Jari dibawah pusat, Lochea Rubra.
-          Ibu mengerti tentang penjelasan yang diberikan bidan tentang hasil pemeriksaan.
2.      Beritahu ibu tentang masalah yang ia rasakan pada saat ini
-          Memberitahu ibu bahwa rasa pegal yang ia rasakan adalah salah satu hal yang wajar dan sering dialami oleh semua ibu. Hal ini terjadi diakibatkan karena saat mengejan ibu mengerahkan semua tenaga saat persalinan. Pegal akan hilang ketika ibu beristirahat yang cukup dan juga memulihkan stamina dengan mengkonsumsi makanan yang bergizi. Dan juga perut terasa mulas diakibatkan karena uterus masih berkontraksi. Kotraksi tersebut terjadi agar tidak terjadi perdarahan, dan juga tanda terjadinya involusi uteri yaitu kembalinya rahim keukuran semula.
-          Ibu mengerti penjelasan yang diberikan bidan tentang masalah yng ia hadapi yaitu pegal-pegal dan juga perut terasa mulas.
3.      Beritahu ibu tentang tanda-tanda bahaya selama masa nifas
-          Memberitahu ibu tentang tanda-tanda bahaya selama masa nifas, yaitu :
1.      Uterus teraba lembek/tidak berkontraksi
2.      Perdarahan pervaginam >500cc
3.      Sakit kepala hebat
4.      Rasa sakit/rasa panas saat BAK
5.      Pengelihatan kabur
6.      Pengeluaran cairan pervaginam berbau busuk
7.      Demam tinggi >38°C
Apabila ibu mengalami hal tersebut ibu dapat datang kembali atau datang kepetugas kesehatan yang lain
-          Ibu mengerti tentang tanda bahaya selam masa nifas. Dan akan kembali jika ia menemukan tanda seperti yang disebutkan.
4.      Anjurkan ibu untuk meberikan ASI eksklusif selama 6 bulan
-          Menganjurkan ibu untuk memberikan ASI selama 6 bulan, karena ASI mengandung nutrisi yang diperlukan bayi. ASI juga dapat memberikan antibodi terhadap bayi juga baik untuk tumbuh kembangnya.
-          Ibu mengerti manfaat dari ASI eksklusif
5.      Ajarkan ibu cara menyusui yang baik dan benar
-          Mengajarkan ibu cara menyusui yang baik dan benar yaitu perut ibu dan perut bayi menempel berhadapan posisi  ibu duduk dengan punggung rendah pada kursi atau berbaring santai, masukkan puting ke mulut bayi usahakan bagian areola dimasukkan seluruhnya ke dalam mulut bayi, agar tidak membuat puting menjadi lecet. Setelah bayi menyusui sendawakan bayi dengan cara memiringkan tubuh bai atau menepuk dengan pelan pada bagian punggung bayi. Biarkan bayi tetap menyusu dengan ibu hingga bayi merasa cukup atau melepaskan putting susu sendiri, karena pemberian susu pada 1 jam pertama sangatlah penting. Dan juga apabila bayi selesai menyusui terlebih dahulu membersihkan paudara dengan babyoil, lalu melanjutkan pijatan lembut secara memutar kearah putting susu, kemudaian memopreskan dengan air hangat selama 3 menit, air dingin 2 menit dan air hangat lagi selama 3 menit, lalu bersihkan dan keringkan.
-          Ibu mengerti tentang cara memberikan ASI dan merawat payudara.
6.      Beritahu ibu cara mencegah kehilangan panas (Hipotermi) pada bayi baru lahir
-          Memberitahu ibu tentang cara mencegah kehilangan panas pada bayi baru lahir dengan cara :
Tidak memandikan bayi ≤ 6 jam, karena akan mengakibatkan bayi kehilangan panas. Menutup kepala dan tubuh bayi dengan kain bersih dan kering segera setelah lahir, kemudian menempatkan bayi pada tempat yang hangat dan  jauh dari ventilasi udara karena bayi mudah kehilangan panas.
-          Ibu mengerti bagaimana cara menjaga kehagantan bayi dan juga mencegah kehilangan panas pada bayi (hipotermi)


7.      Beritahu ibu bahwa akan dilakukan kunjungan ulang
-          Memberitahu ibu bahwa akan dilakukan kunjungan rumah pada tanggal 09 Juni 2014, tetapi apabila ibu ada keluhan, ibu dapat datang kembali.
-          Ibu mengerti bahwa akan dilakukan kunjungan rumah.
8.      Tanyakan pada ibu dan keluarga tentang penjelasan yang belum dimengerti.
-          Menanyakan kepada ibu dan keluarga apa saja yang masih belum dapat dimengerti. Sehingga ibu dapat lebih jelas dan mengeti tentang apa yang telah disampaikan oleh bidan.
-          Ibu dan keluarga sudah mengerti semua tentang penjelasan yang diberikan oleh bidan.

















BAB IV
PEMBAHASAN

Setelah melaksanakan studi kasus ibu nifas Ny.M P2A0 proses berlangsung dengan normal tidak ada kelainan . Pada saat 6 jam setelah plasenta lahir ibu mengatakan perutnya terasa masih mulas dan mengalami kontraksi yang menimbulkan rasa nyeri dan perut terasa keras . Hal ini sama seperti yang dijelaskan dalam teori bahwa uterus yang telah menyelesaikan tugasnya akan menjadi keras karena kontraksi uterus yang diikuti his pengiring menimbulkan rasa nyeri yang disebut dengan nyeri ikutan terutama pada multipara. (Manuaba,1998)
Segera setelah melahirkan dilakukan pemeriksaan fisik pada Ny.M berupa pemeriksaan tekanan darah, suhu, nadi, respirasi, keluhan dll. Pemeriksaan keadaan umum, juga dilakukan pemeriksaan apakah ASI sudah keluar. Selanjutnya dilakukan pemeriksaan dinding perut, perineum dan juga kandung kemih. Hal ini sesuai dengan yang dijelaskan oleh teori bahwa melakukan pemeriksaan pada saat setelah kelahiran/ yang disebut juga dengan masa nifas. (Buku Saku Bidan, 2002 : 266)
Pada hari pertama post partum, kurang dari 1 jam pertama ibu sudah memberikan ASI pada bayinya, hal ini bisa terjadi sebab ibu mau mencoba memberikan kolostrum setelah ibu mendengar informasi yang diberikan bidan, bahwa kolostrum bukanlah susu yang basi, justru susu yang pertama inilah yang dapat memberikan kekebalan tubuh pada bayi sehingga bayi tidak mudah terserang penyakit dan mengandung banyak gizi. Sesuai dengan teori bahwa pemberian ASI sesegera mungkin kepada bayi sangat baik, manfaatnya adalah sebagai nutrisi yang diperlukan bayi dan mengandung lemak, karbohidrat, protein, garam, mineral, serta vitamin. Dan juga ASI mengandung zat protekif yang berfungsi sebagai antibodi terhaddap bayi. (Mochtar,1998).
Pada hari pertama post partum Ny.M sudah dapat buang air kecil sendiri ke kamar mandi, hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa miksi harus secepatnya, dilakukan sendiri sesudah bersalin. (Mochtar,1998)
Dilakukan pemeriksaan pada bagian abdomen, dan didapatkan hasil TFU teraba 2 jari dibawah pusat. Masa involusi dan penurunan fundus sesuai dengan teori dimana TFU pada 1 jam post partum adalah 2 jari dibawah pusat. (Mochtar,1998).
Pengeluaran lochea pada Ny.M berjalan dengan normal, sesuai dengan kepustakaan dari hasil pengawasan yang dilakukan lochea keluar saat 6 jam persalinan adalah lochea rubra berwarna merah segar. (Moctar,1998)
Proses nifas pada Ny.M secara keseluruhan prosesnya berjalan dengan normal tanpa adanya masalah yang berarti, hal ini dikarenakan ibu mengikuti anjuran dan pendidikan kesehatan yang diberikan oleh bidan. Dan bidan telah menganjurkan penggunaan KB. Sama seperti teori yang dijelaskan bahwa ajuran penggunaan KB setelah kelahiran sangat dianjurkan kepada pasien. (Manuaba, 1998 : 195)
Berdasarkan analisa data yang ditemukan pada Ny.M P2A0 6 jam postpartum ibu mengatakan badan terasa pegal dan perut masih terasa mulas dan diberikan konseling tentang ketidaknyamanan postpartum yaitu badan terasa pegal dan perut masih terasa mulas. Badan terasa pegal dikarenakan saat ibu meneran dan semua otot-otot ikut bergerak yang mengakibatkan otot-otot menjadi pegal. Dan perut masih terasa mulas diakibatkan karena masih terjadinya kontraksi. Kontraksi tersebut terjadi agar tidak terjadinya perdarahan dan juga tanda terjadinya involusi uteri keukuran semula. (Manuaba,1998)
Pada perencanan yang diberikan pada Ny.M P2A0 6 jam postpartum yaitu
1.      Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan, Dalam teori dijelaskan bahwa segera mungkin untuk melakukan pemeriksaan fisik pada ibu nifas untuk melihat apakah ada terjadi kelainan. (Buku Saku Bidan, 2002 : 266).
2.      Memberitahu ibu tentang masalah yang dirasakan yaitu badan terasa pegal dan perut masih terasa mulas. Perut masih terasa mulas dapat dikatakan hal yang normal karena perut masih berkontraksi dan mencegah perdarahan sesuai dengan teori bahwa perut akan melakukan kontraksi agar mencegah perdarahan. (Manuaba,1998).
3.      Menganjurkan ibu untuk memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan pertama, dalam teori juga menjelaskan bahwa pemberian ASI sedini mungkin sangat baik bagi bayi karena didalam ASI banyak mengandung nutrisi yang diperlukan(Mochtar,1998).
4.      Memberitahu ibu tentang tanda-tanda bahaya selama masa nifas. Dalam teori yang dijelaskan memberikan penjelasan tentang tanda bahaya selama masa nifas sangat diperlukan agar ibu dapat mengetahui keadaannya saat ia berada dirumah dan dapat sesegara mungkin membawa kepetugas kesehatan  terdekat jika menegtahui ada salah satu tanda bahaya yang dialami.(Soepardan,2008)
5.      Memberitahu ibu cara mencegah kehilangan panas pada bayi (hipotermi). Kebayakan ibu tidak tahu bawa bayi sangat rentan kehilangan panas dalam tubuhnya. Dijelaskan dalam teori bahwa pencegahan hipotermi yang dapat dilakukan pada bayi biasanya menutup tubuh dan kepala bayi dengan kain yang bersih dan kering dan jauhkan dari ventilasi. (Manuaba,1998)
                                    Jadi setelah dilakukan pengkajian data subyektif dan obyektif di BPM Alfiah, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek. Teori yang digunakan diterapkan sehingga tidak ada kesenjangan dan juga memberikan banyak manfaat bagi mahasiswa. Menerapkan teori dalam kenyataan sangat diperlukan agar pekerjaan lebih efektif dan terarah. Ketika kita hendak melakukan suatu tindakan, diharapkan seluruh petugas kesehatan juga dapat menerapkan teori dalam lahan prktiknya.















BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A.    Kesimpulan
1.      Pada data subyektif didapatkan hasil bahwa Ny.M mengeluh badan terasa pegal dan perut massih terasa mulas. Dan dijelaskan bahwa badan terasa pegal yang dialami oleh ibu dikarenakan kelelahan saat ibu meneran, kebanyakan wanita akan merasa hal seperti itu, cara untuk mengurangi rasa pegal dengan cara istirahat yang cukup. Dan perut terasa mulas diakibatkan karena terjadinya involusi uteri dan juga kontraksi yang masih terjadi agar tidak terjadi perdarahan, hal ini juga merupakan hal yang fisiologis karena apabila perut tidak terjadi kontraksi ditakutkan terjadi perdarahan.
2.      Pada data obyektif didapatkan hasil yaitu keadaan ibu baik, tekanan darah 100/70mmHg, RR 22x/menit nadi 74x/menit, suhu 36ºC, colosrum sudah keluar dan ASI juga sudah mulai keluar, perdarahan normal, lochea rubra dan berwarna merah kehitaman, TFU 2 jari dibawah pusat, kontraksi uterus baik, involusinya juga baik dan tidak ada kelainan.
3.      Pada analisa data Ny.M P2Ao 6 jam postpartum, badan terasa pegal dan masih terasa mulas diberikan konseling tentang ketidaknyamanan pada masa postpartum.
4.      Perencanaannya memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan fisik, memberitahu tentang masalah yang ia rasakan saat ini, memberikan penjelasan tentang tanda-tanda bahaya selama masa nifas, menganjurkan ibu memberikan ASi eksklusif selama 6 bulan, menjelaskan cara menjaga kehangatan pada bayi agara tidak terjadi hipotermi dan juga menanyakan apakah semua penjelasan yang diberikan sudah dapat diemngerti oleh ibu dan keluarga.

B.     Saran
1.      Bagi Mahasiswa
Peningkatan kemampuan dalam asuhan nifas sangat diperlukan, agar mahasiswa lebih dapat mengetahui langkah apa saja yang dilakukan untuk penanganan ibu nifas fisiologis maupun patologis.
2.      Bagi Lahan Praktek
Petugas kesehatan hendaknya selalu meningkatkan kualitas dalam pelaksanaan ibu nifas secara tepat dan baik.
3.      Bagi Institusi Praktek
Melakukan peningkatan kemampuan pembelajaran sangat diperlukan mahasiswa, bukan hanya untuk sekedar mengetahui tetapi juga mahasiswi dapat menerapkan dalam lingkungan.

















DAFTAR PUSTAKA


Manuaba, IBG.1999. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta : Arcan.

Maryuni, Anik.2009. Asuhan Dalam Masa Nifas (postpartum). Jakarta : TIM.

Nanny, Vivian.dkk. 2011. Asuhan Pada Masa nifas, Jakarta : Salemba medika

Saleha,Siti.2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas, Jakarta : Salemba Medika

Prawiroharjo, Sarwono.2006. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Gramedia, Yayasan Bina

POGI. 2002. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo.

Doenges, Marilynn E.2001. Rencana perawatan maternal bayi : Pedoman untuk perencanaan dan dokumentasi perawatan klien. EGC. Jakarta.

Rustam, Mochtar.1998. Sinopsis Obstetri Jilid 1. Jakarta : EGC.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar